Astula dan Waktu

DeeZain Smudge Design

Aku anak Indonesia
Anak yang merdeka
Satu nusaku
Satu bangsaku
Satu bahasaku
Indonesia
Indonesia
Aku bangga menjadi anak Indonesia

Gerakan kaki semakin sulit untuk dilangkah
Nafas terengah dengan mata yang mulai memerah
Perjalanan ini cukup jauh namun tak tentu arah
Cukupkah... cukupkah semua ini untuk bahagia

Anak kecil itu sekarang sudah tak lagi sendiri, selalu saja ada yang hilir mudik berganti menghampirinya, namun di setiap saat kedatangan mereka itulah hati si anak mulai gelisah.
Dia tak tahu dan bahkan sama sekali tak mengerti arti sebuah sosialisasi, satu yang ia pahami dalam hidupnya hanyalah dia yang ada dan kelak akan mati.

Hidupnya sudah diujung tanduk, semua pintu neraka seolah sudah terbuka lebar untuk dilewatinya, dalam hati takut dan gugup sudah sering menemani, tapi rasa dari setiap bisikan orang yang pernah mengunjunginya seolah memberi banyak arti di tengah kerisauan itu.
Semua bisikan itu berkumpul menjadi sebuah cahaya, terang dan cukup silau untuk selalu dilihatnya, satu waktu ia pernah berhasil mendapat izin untuk menengok kondisi gumpalan cahaya itu.

"Surga....?"

Ia melihat beribu keindahan yang nampak dan tidak kasat di dalam cahaya itu, dia melihat sekumpulan wajah tak dikenal tengah tersenyum tulus padanya, dia buta ! dan sama sekali tak tahu bagaimana membalas setiap senyum yang ada.

Sampai akhirnya ada satu sosok nyata berdiri anggun di tengah gumpalan itu menghampirinya.
Wujudnya sedikit tak jelas, wajar saja semua itu terhalang oleh bias cahaya yang menyebar ke sekitar.

Sekarang sosok itu sudah berada sekitar 5 meter jalan di hadapannya, sudah sedikit jelas bahwa sosok itu ialah seorang wanita paruh baya, tingginya tak jauh berbeda dengannya, dan wanita itu semakin dekat semakin terlihat anggun dan manis auranya.

“Diakah sosok dewi fortuna yang biasa ada dalam cerita? entahlah...”
Kehampaan pikiran yang sedang dirasanya mulai sedikit demi sedikit memudar, dan sekarang wanita itu berada tepat di hadapannya.

“SelamArt pagi Astula :D” bibirnya berwarna merah mudah merekah saat berbicara.
“...........” anak itu terdiam belum menerima apa yang sebenarnya ada.

“Kamu tidak bahagia dengan hadirku ?”
“Ka... kamu siapa ?” sambil terbata, ternyata tanya sang wanita malah dibalas sebuah tanya.

“Aku Aqila !” -  “Aku selalu mengunjungimu saat kau terlelap”
“Aku tak tahu... saat seperti itu aku tak mungkin sadar !”

“Tidak... bukan hanya saat kau tertidur, akan tetapi hampir di setiap waktumu kau lewati dalam ketidaksadaran”
“Apa maksudmu ? aku semakin buta”

“Tak apa... bukan hanya kamu yang menjalani waktunya seperti ini”
“Maksudmu ?”

“Iyah... bukan hanya kamu yang menjalani waktunya dalam ketidaksadaran, masih banyak di luar sana yang sama tidak sadarnya sepertimu dalam menjalani waktu”
“Argh... apa maumu !”

“Kamu itu manusia... :D kamu tidak boleh berjalan di atas waktu saat kamu tengah tak sadar”
“.................”

“Kamu harus mengenal dirimu, siapakah dirimu, untuk apa kamu ada, mengapa kamu hidup, dan untuk apa kamu hidup, lalu... untuk apa ada sebuah keharusan untuk manusia itu mati ?”
“Kamu..... ?”

“Kenapa ? iyah inilah aku... aku adalah hatimu !”
“....”

“Aku adalah hati kecilmu yang selalu mencoba untuk menggerakkan jiwa raga serta sukmamu yang entah sering berjalan-jalan entah kemana arahnya”
“Kenapa kamu baru muncul sekarang ? kenapa kamu tidak menyadariku sejak awal”

“Hidup yang kamu jalani itu milikmu Astula... bukan aku ! namaku Aqila pun karena keinginanmu yang kulihat dari daftar nama hati kecil ini”
“Apa maksudmu ?”

“Semua yang ada di sekitar waktumu adalah kamu, kamulah yang mengada dan meniadakan mereka semua. Nama, wujud, serta semua yang ada di sekitarmu itu adalah gambaran yang harus dan telah kau buat sendiri. Berjalanlah terus diatas jalanmu, aku beritahu sejak awal bahwa terlalu banyak ketidaksadaran yang berlalu di jalanmu ini, namun kau memanggilku karena saat ini rasa penasaran dan rasa inginmu untuk mengenal dan mengerti semua keadaan semakin meningkat”
“.....”

“Seperti kataku di awal, kenali dirimu dan semua yang ada, lalu jalani waktumu ini dengan cara yang telah kamu kenal matang sebelumnya, sebuah arti dari benar dan salah hanyalah sebuah pembiasan dari setiap prilaku yang dilakukan manusia dari sang Tuhan, tak perlu mempermasalahkannya karena itu adalah masalahNya, cukup jalani untuk kau kenal dan kenali untuk kelak kau jalani”
“ah.....”

Jalani untuk Kau Kenal dan Kenali untuk kelak Kau Jalani

“Aku selalu disini... aku bersamamu di setiap waktu, kau tak akan pernah sendiri jika dan hanya jika kau yang menciptakan rasa itu sendiri, selalu ada yang akan bersamamu, rasa keterpurukan dalam menjalani waktu inilah yang terkadang membuatmu seolah sendiri, terkurung dalam ruangan gelap tak berdaya.”
“Aku tahu !”

“SelamArt tinggal dan SelamArt datang di waktu yang indah sementara dan kadang-kadang ini, aku selalu berharap pemandangan yang indah dari sudut hati kecilmu, semoga kau bisa menjalani amanah hidup ini semakin baik dan penuh warna :D”

Anak itu berdiri dan berlari menuju perkampungan, berteriak girang seperti yang gila, dan ia bahagia....

-selesai.

-DeeZain-

- Rumah Dazhu Depok - 19 Juni 2017 - 
Reactions

Post a Comment

2 Comments

Monggo Dikomen Pabila Berkenan~